Selamat Datang di Laman Percandian Kawasan Sumatera, Madura, dan Kalimantan Republik Indonesia. Selamat Menambah ilmu. Lestarikan Cagar Budaya Kita ! Sadarkan Masyarakat Kita ! UU No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR:PM.49/UM.001/MKP/2009 TENTANG PEDOMAN PELESTARIAN BENDA CAGAR BUDAYA DAN SITUS.

Jumat, 21 Februari 2014

SITUS BATU KALDE/ CANDI PANANJUNG

PROVINSI JAWA BARAT
Kabupaten Ciamis


         Situs Batu Kalde terletak di kawasan Taman Nasional Pangandaran yang dikelola oleh Perhutani Unit III Jawa Barat. Secara administratif wilayah ini termasuk Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis. Situs ini berada pada koordinat 39'27,1'' BT (berdasarkan pembacaan GPS Garmin)°42'21,5'' LS dan 108°07 dengan ketinggian 54 m di atas permukaan laut.
     Penamaan Batu Kalde terjadi karena di balok-balok batu terdapat figur arca hewan yang ditafsirkan sebagai keledai (Sunda: Kalde). Padahal arca yang dianggap berwujud keledai oleh penduduk tersebut sebenarnya menggambarkan  Nandi, wahananya Siwa Mahadewa.  Hasil ekskavasi (penggalian arkeologi) yang dilakukan oleh tim Puslitarkenas menunjukkan bahwa bangunan tersebut berdenah bujur sangkar dengan ukuran 12x 12 m, bagian bangunan yang tersisa sekarang terdiri dari 3 lapisan batu. Selama penggalian berlangsung belum dapat diketahui arah hadapnya, karena tidak ditemukan adanya penampil di salah satu sisinya sebagaimana halnya pad bangunan candi umumnya. 
     Kesimpulan lain adalah bahwa bangunan Candi Pananjung (nama yangdiberikan oleh tim Puslitarkenas) dahulu tidak seperti candi-candi di Jawa Tengah atau Jawa timur, hal tersebut dapat diketahui dari ketebalan struktur bangunan, penggunaan batu-batu, dan juga kedalaman pondasi. Jika saja bangunan Candi Pananjung tersebut mempunyai atap, maka kemungkinan dibuat dari bahan yang cepat rusak, misalnya tiang dari kayu, atau bambu, dengan penutup atap dari ijuk atau bahan lainnya yang mudah lapuk (Ferdinandus 1990: 295).
      Penelitian arkeologis telah dilakukan di situs tersebut apada tahun 1985 dan 1987 oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslitarkenas). Kesimpulan dari penelitian adalah bahwa di situs itu dahulu pernah terdapat suatu struktur bangunan.Di lokasi ini terdapat 8 batu bulat, sebaran batu-batu bekas candi dan 2 buah arca. Untuk mempermudah pendeskripsian maka kedua arca tersebut masing-masing diberi kode dengan huruf BKL 1 dan BKL 2. Berupa batu berdenah bujur sangkar, berbahan batuan sedimen. Batu tersebut terdiri dari dua bagian. Bagian atas terbelah menjadi tiga. Pada permukaan atas terdapat pelipit. Pada bagian tengah permukaan atas terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang menembus sampai batu bagian bawah. Pada salah satu sisi terdapat bagian tonjolan, tetapi sekarang sudah terpangkas. Pada tonjolan tersebut terdapat cekungan sebagai saluran yang menghubungkan lubang dengan sisi luar. Bagian badan batu tersebut terdapat pelipit-pelipit. Bagian bawah batu sebagian sudah terpendam dalam tanah. Bagian luar dari batu bagian bawah ini bertingkat-tingkat makin ke atas makin sempit.

Disarikan dari berbagai sumber




Tidak ada komentar:

Posting Komentar